Rabu, 22 April 2015

klinik MaoL 3 cacingan pada ayam

KLINIK MAOL
Cacingan
Pada kasus cacingan, gejala klinis baru akan terlihat jika infestasi cacing sudah cukup berat. Misalnya ayam terlihat pucat, diare, nafsu makan berkurang, terjadi penurunan produksi telur dan ditemukan adanya cacing dewasa pada feses atau di dalam usus ayam. Jika kasusnya sudah parah, pengobatannya pun akan lebih sulit. Oleh karena itu pemberian obat cacing pada ayam yang tidak menunjukkan gejala cacingan sebaiknya dilakukan secara rutin untuk memotong siklus hidup cacing.
Obat cacing yangdapat digunakan misalnyaLevamid, karena obat ini mengandung niclosamide dan levamisole HCl yang ampuh membasmi cacing pita maupun cacing gilik pada ayam. Namun, upaya pemberian obat cacing sebagai langkah pencegahan perlu didukung juga dengan selalu memperhatikan hal-hal berikut:
*.Tata laksana pemeliharaan dilakukan dengan baikUpaya pengelolaan terbaik untuk menekan siklus perkembangbiakan cacing dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi sekitar kandang agar tidak lembab. Selain itu, hindari hal-hal yang dapat menyebabkanlitterbasah seperti air minum tumpah atau kandang bocor, kepadatan kandang yang berlebihan dan mengusahakan ventilasi kandang yang cukup serta menerapkan sistemall in all out.
*.Menjaga sanitasi kandangHal ini diupayakan untuk menjauhkan kandang dari inang perantara, seperti menghindari tumpukan feses pada area kandang. Meminimalkan kontak ayam dengan feses yang mengandung telur cacing serta membersihkan feses secara rutin minimal 1 minggu sekali.
*.Basmi inang antaraInang antara seperti lalat, kumbang, siput, maupun cacing tanah dapat dibasmi dengan insektisida. Hindari kontak langsung antara insektisida dengan air minum, ransum atau ayam karena bersifat racun.
*.Monitoringfeses secara rutinLakukan pemeriksaan feses secara rutin 2-3 bulan sekali untuk mengetahui keberadaan telur cacing dalam feses.
Peternak terkadang mengatasi kasusleucocytozoonosisdengan cara tradisional seperti pemberian daun pepaya atau daun brotowali. Sedangkan untuk mengatasi infeksi cacing menggunakan buah pinang. Apakah hal tersebut benar?
berikut penjelasan dari uraian dari Medion.
Leucocytozoonosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit darah yaituleucocytozoonsp. dengan vektor lalat Simuliumsp. dan nyamukCulicoidessp.Daun pepaya (Carica papaya) yang mengandung vitamin A, B1, C, energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor dan zat besi dalam hal ini tidak berfungsi sebagai antiparasit. Tidak ada zat khusus yang terkandung dalam daun pepaya yangdapat digunakan untuk mengatasileucocytozoonosis. Pemberian daun pepaya padakasus ini hanya sebagai terapi supportif yaitu untuk meningkatkan nafsu makan ayam agar tetap dalam kondisi prima sehingga dapat mengurangi derajat keparahan penyakit.
Daun brotowali mengandung zat pahit berupa pikroretin yang berfungsi merangsang kerja pernapasan dan melancarkan pertukaran oksigen sehingga dapat menurunkan panas (antipiretik). Selain itu, daun brotowali juga bermanfaat untuk menambah nafsu makan. Tetapi bila dikonsumsi terlalu banyak, zat pahitnya dapat meningkatkan cairan empedu yang berakibat mengurangi nafsu makan. Sedangkan untuk mengatasi leucocytozoonosis/anti parasit, belum ada penelitian. Pemberian bahan-bahan alami (herbal) seperti daun pepaya dan daun brotowali untuk pengobatan leucocytozoonosis belum terbukti secara teknis serta belum ada ketetapan dosisnya. Untuk memutus siklus hidup leucocytozoonsp. diperlukan zat berupa obat sintetik seperti Maladex. Meminimalkan nyamuk/lalat serta pemotongan rumput liar sekitar kandang merupakan satu rangkaian yang diperlukan untuk pemberantasan secara optimal.
Buah pinang banyak kita temui di Indonesia serta dikenal oleh masyarakat luas mampu mengatasi infeksi cacing. Buah pinang mengandung senyawa arekolin (acetil kolin) yang berperan sebagai antiparasit yaitu membunuh cacing dewasa namun tidak untuk larvanya.Sedangkan untuk memutus siklus hidup cacing, buah pinang saja tidak cukup untuk mengatasinya. Selain ketersediaan bahan yang terbatas, tidak ada standar dosis yang pasti sehingga pemberian yang berlebih dapat menurunkan nafsumakan. Dalam hal ini diperlukan pula bahan sintetik sepertiLevamid dan Nemasol-K,untuk membunuh larva cacing maupun melumpuhkan cacing dewasa. Selain itu perludilakukan langkah-langkah pendukung diantaranya :
*.Meminimalkan jumlah lalat yang ada di sekitar kandang dengan cara pembersihan feses secara rutin
*.Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan feses secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin terhadap adanya infeksi cacing. Penggunaan bahan herbal sebagai terapi yang dibarengi dengan obat sintetik serta didukung perbaikan manajemen akan memberikan efek optimal dalam mengatasi infeksi cacing maupun leucocytozoonosis.
sumber: Medion Centre
semoga apa yang kami sajikan bermanfaat untuk pembaca. selamat pagi dan beraktivitas MAOL Lovers.

BY : Admin MAOL
 jangan lupa like fanpage facebook MAOL disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar